Seperti judulnya, Bandara Hasanuddin atau biasa disebut Juga Sultan Hasanuddin International Airport ini merupakan gerbang utama kota Makassar sebagai kota terbesar di kawasan timur indonesia dan berada di propinsi Sulawesi Selatan.
Bandara ini dengan singkatan di kode penerbangan biasa dikenal dengan UPG (mungkin singkatan dari Ujung Pandang-nama lama kota Makassar) ini berada di luar kota Makassar tepatnya lebih kurang 30km arah utara Makassar. Sehingga dengan jarak yang begitu jauh dari pusat kota membutuhkan waktu yang lama juga mencapai bandara ini dari kota maupun sebaliknya mungkin lebih kurang setengah jam perjalanan via jalan tol.
Bandara ini sebenarnya sudah dibangun mulai dari tahun 1935 menurut sumber ini di jaman penjajahan Belanda, tetapi seiring pergeseran jaman dan meningkatnya jumlah penumpang, maka bandara lama tentu sudah tidak cukup lagi menampung, sehingga 26 September 2008 yang lalu telah diresmikan terminal baru nya yang bergaya modern futuristik oleh Presiden SBY.
Tidak sesuai dengan namanya yang sudah mengandung embel-embel internasional, bandara ini masih banyak melayani penerbangan domestik sebagai hub indonesia timur ke arah papua, maluku mupun sulawesi sendiri serta ke Kalimantan, sedangkan internasionalnya hanya ke Kuala Lumpur dan untuk demarkasi Hajji.
Dari pantauan bandara ini, bandara yang sangat megah sekali dengan arsitektur yang sudah sangat modern dan juga dilengkapi dengan fasilitas yang sangat bagus didalamnya. Banyak orang sangat suka dengan desain arsitekstur untuk langit-langit bandaranya berupa mosaik warna warni.
Profil Bandar Udara International Hasanuddin
Bandar Udara Hasanuddin pada tahun 1935 dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan nama Lapangan Terbang Kadieng, yang terletak sekitar 22 kilometer disebelah utara kota Makassar dengan konstruksi lapangan terbang rumput. Lapangan terbang dengan landasan rumput yang berukuran 1,600 m x 45 m (Runway 08-26) diresmikan pada tanggal 27 September 1937, ditandai dengan adanya penerbangan komersial yang menghubungkan Surabaya -Makassar dengan Pesawat jenis Douglas D2/F6 oleh perusahaan KNILM (Koningklijke Netherland Indische Luchtvaan Maatschappij).
Pada tahun 1942 oleh pemerintah pendudukan Jepang, landasan tersebut ditingkatkan dengan konstruksi beton berukuran 1,600 m x 45 m yang sekarang menjadi Lapangan Terbang ini diubah namanya menjadi Lapangan Terbang MANDAI. Tahun 1945 pemerintah SEKUTU (Hindia Belanda) membangun landasan baru dengan konstruksi onderlaag (Runway 13-31)berukuran 1745 m x 45 m ,yang mengerahkan 4000 orang ex tentara Romusha.
Pada tahun 1950 diserahkan kepada Pemerintah Indonesia yang dikelola oleh Jawatan Pekerjaan Umum Seksi Lapangan Terbang dan selanjutnya tahun 1955 dialihkan kepada Jawaban Penerbangan Sipil, sekarang Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang kemudian memperpanjang landasan pacu 2.345 m x 45 m sekaligus mengubah lapangan terbang menjadi pelabuhan Udara Mandai. Tahun 1980, landasan 13-31 diperpanjang menjadi 2.500 m x 45 m dan pada tahun ini nama Pelabuhan Udara Mandai diubah menjadi Pelabuhan Udara Hasanuddin, kemudian pada tahun 1981 dinyatakan sebagai Bandar Udara Embarkasi/Debarkasi Haji dan pada tahun 1985 Pelabuhan Udara Hasanuddin berubah nama menjadi Bandar Udara Hasanuddin.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 / 1987 tanggal 9 Januari 1987 disusul tanggal 3 Maret 1987 Bandar Udara Hasanuddin diserahterimakan pengelolaannya dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada Perum Angkasa Pura I yang kemudian pada tanggal 1 Januari 1993 berubah status menjadi PT (Persero) Angkasa Pura I.
Pada tanggal 30 Oktober 1994, Bandar Udara Hasanuddin dinyatakan sebagai Bandar Udara Internasional sesuai dengan keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61/1994 tanggal 7 Januari 1995 dan diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Sulawesi Selatan. Pada tanggal 28 Maret 1995 yang ditandai dengan penerbangan Perdana oleh Malaysian Airlines System (MAS) langsung dari Kuala Lumpur ke Bandar Udara Hasanuddin Makassar, disusul kemudian dengan penerbangan Silk Air yang menghubungkan Changi Singapore dengan Bandar Udara Hasanuddin, hal ini tidaklah berarti bahwa pada tanggal 28 Maret 1995 Bandar Udara Hasanuddin pertama kali melayani penerbangan Internasional, akan tetapi sejak tahun 1990 Bandar Udara Hasanuddin digunakan sebagai Bandar Udara Embarkasi / Debarkasi Haji langsung dari Makassar ke Jeddah vv.
Selain ini Bandar Udara Hasanuddin jauh sebelumnya melayani penerbangan lintas Internasional diwilayah Yuridiksi pengawasan/pengendalian Kawasan Timur Indonesia Makassar UCA ( Upper Control Area ) yang mencakup wilayah
udara melalui sebagian Kalimantan bagian barat hingga perbatasan negara Papua New Guinea disebelah timur, dan dari perbatasan wilayah Udara Australia disebelah selatan hingga perbatasan wilayah Udara Philipina dan Oakland
(Amerika Serikat) disebelah utara Bandar Udara Hasanuddin juga merupakan pintu gerbang udara diKawasan Timur Indonesia dan Propinsi Sulawesi Selatan khususnya, dimana Bandar Udara ini telah memberikan corak tersendiri sebagai Bandar Udara Transit yang diarahkan turut mendukung dan mengembangkan pariwisata, mobilisasi arus penumpang serta berpartisipasi dalam perdagangan dan industri.
Visi Bandar Udara;
Menjadi ATS Center dan Transit Airport yang dapat diandalkan.Visi dapat dioperasionalkan sebagai berikut;
- ATS Centre yang sejajar dengan Australia dan Singapura
- Pelayanan Bandara Transit terbaik di Indonesia
Misi Bandar Udara;
Peningkatan kualitas pelayanan melalui peningkatan kualitas peralatan dan kemampuan Sumber Daya Manusia Tugas Pokok Bandar Udara;
Menyelenggarakan manajemen dan Fungsi secara Profesional dan Komersial dengan mencapai sasaran – sasaran Perusahaan yang telah ditetapkan untuk dapat mencapai Tujuan Perusahaan baik Jangka Pendek maupun Jangka Panjang.
Informasi Bandar Udara International Hasanuddin
1. | Kode IATA / Kode ICAO | : | UPG / WAAA |
2. | Nama Bandara | : | HASANUDDIN |
3. | Alamat | : | Jl. Bandar Udara Hasanuddin - Mandai, Makassar - 90552 |
Telepon | : | +62 (411) 550123, 553082, 553083 | |
Fax | : | +62 (411) 553183 | |
Kabupaten / Kota - Propinsi | : | Makassar - Sulawesi Selatan | |
4. | Kelas | : | Kelas IA |
5. | Pengelola | : | PT. Angkasa Pura I |
6. | Layanan Rute | : | |
7. | Jenis Pesawat Udara Terbesar | : | Boeing-739 / Airbus-300 |
8. | Lokasi (Koordinat ARP) | : | 05° 03' 30,88" LS (S) / 119° 32' 46,58" BT (E) |
9. | Elevasi | : | 14,33 m di atas permukaan laut (MSL) / 47,00 ft |
10. | Jam Operasi | : | 14 jam (07:00 - 21:00 WITA) |
11. | Jarak dari Kota | : | 22 Km (dari kota Makassar) |
12. | Transportasi ke Bandara | : | Taxi Bandara, Shuttle Bus Bandara |
13. | Fasilitas Sisi Udara | ||
Landasan (Runway) | |||
- Dimensi | : | 2.500 m x 45 m | |
- Azimuth | : | 13-31 | |
- PCN | : | 63 FCXU | |
Landas Hubung (Taxiway) | : | 87 | |
Landas Parkir (Apron) | : | 79 | |
Kapasitas Apron | : | B-739/B-734, A-300, CN-212/MD-82/F-27/CN-235 | |
14. | Fasilitas Sisi Darat | ||
Gedung | : | ||
Terminal | : | 61.815 m2 | |
- Internasional | : | 8.770 m2 | |
- Domestik | : | 53.045 m2 | |
Hanggar | : | Tidak Tersedia | |
Kargo | : | 1.728 m2 | |
Operasional | : | N/A | |
Administrasi | : | N/A | |
15 | Fasilitas Penunjang Lain | : | Gedung EMPU, Gedung VIP |
16 | Pelayanan Umum | : | Bank, Telepon umum, Kafetaria, Pos |
17 | Gambar Denah Bandara | : | |
18 | Gambar Tampilan Bandara | : |
Fasilitas Bandar Udara International Hasanuddin
SETELAH dikerjakan selama 38 bulan, Bandar Udara (Bandara) Internasional Sultan Hasanuddin akhirnya rampung juga. Bahkan, hari ini, bandara modern yang menelan biaya Rp 580 miliar tersebut diresmikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.Desain futuristik dengan paduan ornamen lokal Sulsel tampak jelas mewarnai bandara ini. Lengkungan-lengkungan pada atap terminal menggambarkan ombak sebagai simbol semangat masyarakat Bugis-Makassar. Tiang di lengkungan utama menyerupai kepala kapal phinisi. Langit-langit terminal mengambil motif kain sulam Mandar.
Menurut Manajer Operasional PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin, Suharsoyo, desain futuristik itu dipilih sendiri oleh Jusuf Kalla (JK).
Menurut Manajer Operasional PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin, Suharsoyo, desain futuristik itu dipilih sendiri oleh Jusuf Kalla (JK).
Saat itu JK menginginkan arsitektur yang menggambarkan kemajuan tetapi tidak meninggalkan semangat lokal. Juga, nanti akan dibangun patung Pahlawan Nasional Sultan Hasanuddin. "Sedang dikoordinasikan untuk membuat patung Sultan Hasanuddin di sana," jelasnya.
General Manager PT Angkasa Pura IB G Winayah mengatakan bandara ini merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia. Yang membanggakan lagi karena bandara ini merupakan karya anak bangsa.
Winayah mengatakan bandara dengan luas terminal penumpang 52 ribu m2 ini sangat modern. Terminal seluas itu menurutnya disiapkan untuk menampung tambahan penumpang 2,4 juta dalam setahun.
Jika sekarang ini jumlah penumpang hanya 4,6 juta per tahun atau dalam sehari hanya 12 ribu orang, usai peresmian bandara, pihak bandara langsung menargetkan penumpang 7 juta orang setahun atau rata-rata 20 ribu orang per hari. Gedung terminal ini nantinya terdiri dari terminal domestik dan internasional.
Dari segi fasilitas, Bandara Sultan Hasanuddin ini juga jauh meninggalkan bandara lama. Fasilitas terminal misalnya, bandara baru ini memiliki conveyor keberangkatan 2 unit, conveyor kedatangan 3 unit, lift 4 unit, serta escalator 5 unit.
Juga ada fasilitas travelator 8 unit, garbarata atau belalai gajah 6 unit, boarding lounge 4 ruang, air conditioning, sistem air bersih dan air kotor, elektrikal, elektronika bandara, chiller dan cooling tower, serta taman antena.
Area parkir bandara ini juga sangat luas. Menurut Winayah, luasnya kurang lebih 32.000 m2. Tempat parkir ini bisa memuat 1.140 kendaraan roda empat serta 400 kendaraan roda dua. "Parkir juga dilengkapi kamera CCTV,
plaza dan taman, serta masjid," bebernya seraya melanjutkan bahwa jalan masuk bandara juga jauh lebih bagus apalagi nantinya juga akan disiapkan shuttle bus gratis yang mengangkut penumpang ke poros jalan raya setiap 15 menit.
Untuk fasilitas pendukung, bandara baru yang jauh lebih luas dari bandara lama ini memiliki genset di power house dengan kekuatan 2.000 Kva. Jumlahnya 2 unit. Ada juga genset 625 Kva 1 unit. Kapasitas listriknya mencapai 5.450 Kva.(sul-amr).
By : Fariska Mardiana
Ayu Aklima
Saya bangga jadi orang Makassar
BalasHapusSuatu saat nanti saya akan Pergi ke kota anda. :D aminn.
Hapusterimakasih atas infonya. Menambah wawasan saya dalam bidang bangunan Bandara
BalasHapusapik yow?
BalasHapusterima kasih sangat membantu semoga bermanfaat
BalasHapus